Langsung ke konten utama

Be the Best for Your Friend

 Kita semua pasti punya teman, parner, rekan, sobat, atau sahabat, keluarga, saudara, dan hubungan antarmanusia lainnya. 

Seberapa berharga mereka dalam hidup kita? Seberapa penting mereka dalam hidup kita?

Kita pasti punya persentase yang berbeda-beda, ya. 


Kadang beberapa momen bisa dimaknai, bahwasanya orang yang kita anggap berharga, penting, tersayang, tercinta, nyatanya mereka tidak bisa terus hadir untuk kita. Why?

Ya, karena mereka manusia. 

Manusia bisa pergi. Hilang kapan saja bahkan meninggal. Manusia bisa bosan. Manusia punya kesibukan masing-masing. Mereka sama lemahnya seperti dirimu, membutuhkan orang lain, butuh diperhatikan juga, butuh dihargai juga, butuh dianggap juga. Bukan cuma kamu. 


Kadang pahit menerima kenyataan ini. Tapi ini benar, teman. You're not the only priority. So, who?! The answer is Allah. 


Memang begitu bila kita terlalu berharap dengan manusia. Kita akan kecewa.

Lain halnya bila kita berharap penuh dengan Allah, dengan balasan dari Allah. Kita tidak akan kecewa. 


Begitupun dengan berusaha menjadi yang terbaik, walau kita tidak akan bisa menjadi yang terbaik 100%. Tapi, mencoba..

Kita mencoba memaklumi teman kita, keluarga kita, kerabat kita..

Kita mencoba untuk tetap tersenyum di hadapan pasangan atau keluarga atau teman kita..

Kita mencoba membuat suasana menjadi cair, seperti tidak ada apa-apa 

Kita berusaha untuk terus hadir di sisinya, mendukung,  karena ini perbuatan baik. Ketimbang kita marah, ngambek, atau mendiamkan. Dan lebih baik kita berusaha menjadi yang terbaik untuk mereka daripada terus kelelahan dalam menuntut akan hadirnya mereka. 


Atau mungkin sebuah perkataan, bila kau tidak menemukan teman baik, maka jadilah dirimu yang terbaik untuk orang lain. Ya.. terus berbuat baik, tak perlu apresiasi. Biarlah Allah saja yang membalas semua sabarmu & kebaikanmu. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Kajian: "WASIAT PERPISAHAN" bersama Ustadz Roni Nuryusmansyah حفظه الله تعالى

Okay ,  ini review ke-2 ku setelah waktu itu tentang menghafal Mutun Tholibul Ilmi di Masjid Nabawi, sebenernya gak tau gimana review yang sebenernya tapi suka aja nulis & biar inget terus. بسم الله الرحمن الرحيم يوم الجمعة، ٢٧ شعبان ١٤٤٢  (٩ أبريل ٢٠٢١)       Malam itu aku duduk di tangga dengan buku & pena, sedang menunggu sesuatu. Rasanya adabku kurang sekali, mendengarkan kajian bukan pada  tempatnya. Aku juga bolak balik kamar ustadzah dan kembali lagi memilih sendirian duduk di tangga menuju lantai 2.      Berikut wasiatnya......... WASIAT PERTAMA 1. Istiqamah di atas islam & sunnah .      Kita bisa saja futur, tapi tolong.. jangan berbuat syirik & bid'ah " فعليكم بسنتي و سنة الخلفاء الراشدين المهديين تمسكوا بهاوعضوا عليها باالنواجذ.....-أو كما قال-" "Wajib atas kalian berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah Khulafa ar- Rasyidin yang (mereka itu) mendapat petunjuk. Pegang teg...

Setelah Dia Pergi. Bagaimana Keadaanmu?

Bismillah..  Tentang seseorang yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Bahkan, agama seseorang tergantung siapa teman dekatnya. Ia ibarat seorang penjual minyak wangi, kita bisa mencium harumnya bahkan ikut harum karenanya. Ataupun teman ibarat seorang pandai besi, kita bisa saja terkena api percikannya. Abu Bakar as-Shiddiq , Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan dan sahabat yang lain radhiyallahu'anhum , bukankah mereka berteman & hidup dengan orang-orang yang soleh? Bahkan menjadi sahabat Rasulullah ﷺ yang mereka dijamin surga oleh Allah. Kita lihat lagi kisah ketika Rasulullah ﷺ meninggal dunia, ketika wahyu tak lagi turun selamanya. Ketika para sahabat kehilangan manusia terbaik sepanjang masa.  Kemudian, bagaimana keadaan para sahabat yang ditinggalkan? .... Abu Bakar as-Shiddiq   radhiyallahu'anhu sampai membacakan sebuah ayat yang menyadarkan Umar bin Khattab  radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah ﷺ benar-benar telah meningga...

Air Mata Mawar

Air mata itu menetes, seperti kelopak mawar yang berserakan. Bagi yang terluka hatinya, sudah pasti akan tertutup hati itu untuk siapapun. Ia tak menerima cinta, sampai tak memberikan cinta. Ia tak suka kasih sayang, hingga ia tak suka menyayangi.  Sebuah rasa, perasaan, merupakan fitrah yang Allah berikan kepada manusia.  Namun, apabila itu tak ada... terasa sepi. Ada yang kosong, ada yang menangis sendirian dan menutupi semua itu di hadapan orang lain.  Kini aku, bagaikan kelopak mawar yang berserakan. Ditiup angin berhembus, kukira menyejukkan tapi yang sebenarnya hanya omong kosong. Dahan dan ranting tak mampu untuk berdiri, bagaikan aku yang tersungkur jatuh ke tanah untuk kembali bersujud dan berdoa kepada Rabb semesta alam.  Kini, air mata itu menetes, seperti kelopak mawar yang berserakan.