Langsung ke konten utama

Kemarin.

Bila kemarin adalah hari yang membuat dadamu sesak, namun kau tak bisa mengungkapkannya, serahkan itu kepada Allah.

 

Seorang mukmin senantiasa dalam ujian.

Apa kau lelah?
Sama. Aku pun. Lalu, kapan kita istirahat?
Ketika kaki kita menginjakkan ke SurgaNya.

Akan kita temui banyak hal-hal yang memenuhi pikiran, menjadi beban, kekurangan harta, jiwa, kehilangan orang-orang berharga, perasaan yang tak bisa kau tebak, impian yang tak terwujud, celaan manusia, pujian yang membinasakan, kesenangan yang menipu atau hal-hal gangguan dari orang sekitarmu dan lain sebagainya.

Bisa jadi kau adalah orang yang sabar menghadapi semua ujian, tapi bisa jadi kau bukan orang yang sabar dalam semua itu.

Ah! Mengungkapkannya, membaginya kepada orang lain mungkin jadi solusi.
Cukup ungkapkan dan ceritakan apa bebanmu.
Bila kita ungkapkan apa yang kita inginkan, bisa jadi kita mendapat respon positif dari teman.
Bahkan hal yang kita ungkapkan tersebut bisa memperbaiki keadaan kita.
Hal yang kita ceritakan tersebut menjadi jalan yang terbaik untuk mendapatkan saran.

Tapi, apakah benar semua hal perlu kita ungkapkan?

Hmm.. tak semua hal perlu kita ungkapkan. Terlebih masalah perasaan dan hati, yang orang tak akan mengerti kecuali berada di posisi yang sama dengan kita. Itu pun, mungkin.
Tak semua hal perlu kita ungkapkan. Karena bisa jadi, itu tak akan merubah apapun, hanya memperburuk keadaan.
Tak semua hal perlu kita ungkapkan. Karena bagi sebagian orang tak perlu dengan alasanmu.
Tak semua hal, bisa jadi mereka hanya ingin tau dan tak punya solusi untukmu.

Kembali selalu ada dua sisi. Silahkan menimbang sendiri, apa jalan yang lebih baik untuk kau lakukan sekarang.



    Namun, apabila lisanmu keluh tak mampu berkata apa-apa,  sedangkan kemarin adalah hari yang membuat dadamu sesak dan kau tak bisa mengungkapkannya, serahkan itu kepada Allah.
Mulailah melangitkan do'a.

"Karena dengan doa, kemustahilan menjadi hal yang tak mustahil. Ketidakmungkinan menjadi hal yang mungkin. Dengan doa, takdir bisa berubah, api menjadi dingin, laut pun bisa terbelah." (Ustadz Roni Nuryusmansyah-Faedah Kajian 7 Rajab 1440)

Sabar.
Mungkin, kamu hanya bisa berdo'a sekarang.
Ungkapkan kepada Allah semua yang kita inginkan, semua yang membuat dada sesak, semua yang menyakitkan hati, apa yang terjadi kemarin, hari ini, bahkan yang kau inginkan nanti.


(Pengingat untuk diri sendiri & mungkin bermanfaat bagi orang lain)


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Kajian: "WASIAT PERPISAHAN" bersama Ustadz Roni Nuryusmansyah حفظه الله تعالى

Okay ,  ini review ke-2 ku setelah waktu itu tentang menghafal Mutun Tholibul Ilmi di Masjid Nabawi, sebenernya gak tau gimana review yang sebenernya tapi suka aja nulis & biar inget terus. بسم الله الرحمن الرحيم يوم الجمعة، ٢٧ شعبان ١٤٤٢  (٩ أبريل ٢٠٢١)       Malam itu aku duduk di tangga dengan buku & pena, sedang menunggu sesuatu. Rasanya adabku kurang sekali, mendengarkan kajian bukan pada  tempatnya. Aku juga bolak balik kamar ustadzah dan kembali lagi memilih sendirian duduk di tangga menuju lantai 2.      Berikut wasiatnya......... WASIAT PERTAMA 1. Istiqamah di atas islam & sunnah .      Kita bisa saja futur, tapi tolong.. jangan berbuat syirik & bid'ah " فعليكم بسنتي و سنة الخلفاء الراشدين المهديين تمسكوا بهاوعضوا عليها باالنواجذ.....-أو كما قال-" "Wajib atas kalian berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah Khulafa ar- Rasyidin yang (mereka itu) mendapat petunjuk. Pegang teg...

Setelah Dia Pergi. Bagaimana Keadaanmu?

Bismillah..  Tentang seseorang yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Bahkan, agama seseorang tergantung siapa teman dekatnya. Ia ibarat seorang penjual minyak wangi, kita bisa mencium harumnya bahkan ikut harum karenanya. Ataupun teman ibarat seorang pandai besi, kita bisa saja terkena api percikannya. Abu Bakar as-Shiddiq , Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan dan sahabat yang lain radhiyallahu'anhum , bukankah mereka berteman & hidup dengan orang-orang yang soleh? Bahkan menjadi sahabat Rasulullah ﷺ yang mereka dijamin surga oleh Allah. Kita lihat lagi kisah ketika Rasulullah ﷺ meninggal dunia, ketika wahyu tak lagi turun selamanya. Ketika para sahabat kehilangan manusia terbaik sepanjang masa.  Kemudian, bagaimana keadaan para sahabat yang ditinggalkan? .... Abu Bakar as-Shiddiq   radhiyallahu'anhu sampai membacakan sebuah ayat yang menyadarkan Umar bin Khattab  radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah ﷺ benar-benar telah meningga...

Air Mata Mawar

Air mata itu menetes, seperti kelopak mawar yang berserakan. Bagi yang terluka hatinya, sudah pasti akan tertutup hati itu untuk siapapun. Ia tak menerima cinta, sampai tak memberikan cinta. Ia tak suka kasih sayang, hingga ia tak suka menyayangi.  Sebuah rasa, perasaan, merupakan fitrah yang Allah berikan kepada manusia.  Namun, apabila itu tak ada... terasa sepi. Ada yang kosong, ada yang menangis sendirian dan menutupi semua itu di hadapan orang lain.  Kini aku, bagaikan kelopak mawar yang berserakan. Ditiup angin berhembus, kukira menyejukkan tapi yang sebenarnya hanya omong kosong. Dahan dan ranting tak mampu untuk berdiri, bagaikan aku yang tersungkur jatuh ke tanah untuk kembali bersujud dan berdoa kepada Rabb semesta alam.  Kini, air mata itu menetes, seperti kelopak mawar yang berserakan.